Sore itu tepatnya sabtu,29 April 2017 seperti biasa sekitar jam 15.00 saya pulang dari kantor MANU Karangploso. Sebenarnya perasaan dan hati ingin sekali lgsg menuju Rumah sakit Prasetya Husada Ngijo Karlos tp karena membawa tas yang berisi dokumen penting akhirnya pulang untuk menaruh tas dan inginnya langsung ke Rumah sakit tapi karena mendengar iqomah sholat ashar di musholla samping rumah saya memutuskan untuk sholat ashar berjamaah dahulu. Selesai berjamaah dan baru masuk rumah sang isteri manggil sambil agak berteriak " Ayah!!!!! Abah Mansjur sedo di rmh sakit Ngijo ....tanpa pikir panjang aku langsung meluncur ke rmh sakit. Disana sdh bnyk berkerumun banyak orang dengan hujan tangis secara bersahut-sahutan dan ada yang histeris seakan tidak percaya kalo Abah sudah wafat...akhirnya aku pun langsung menuju ruang di mana Abah Mansjur selama sekitar 4 hari di rawat.....Ku perhatikan dan ku lihat jasad Abah sudah tidak bernyawa.....Innaa lillaahi wa innailai roojiun.... tanpa ku sadari air mata menetes di pipi....menangislah diriku....teringat 27 tahun yang silam tepatnya 17 Juli 1990 aku mulai bertemu dan mengenal Abah Mansjur....27 tahun lamanya aku mengenal, mengetahui dan bersamanya.....waktu yang cukup lama itulah yang menyebabkan Abah bukan hanya sekedar guru dan pengasuh tapi lebih dari itu Abah bagaikan orangtuaku sendiri.... Selesai dalam lamunan dan tangisan aku langsung mendekat dan membantu mengeluarkan jenasah dari kamar menuju mobil jenazah bersama putra-putri beliau dan juga santri yang sangat dekat yaitu ust Pujiono....Akhirnya sampailah jenazah Abah di Ponpes PPAI Annahdliyah dan ternyata sudah ratusan warga dan santri sudah menunggu.....Di bawalah jenazah Abah ke Ndalem utara di sertai hujan tangis dari para santri dan warga serta kalimat tahlil......Tidak begitu lama jenazah di bawa ke kamar mandi untuk di sucikan dan alhamdulillah aku dan ust Pujiono termasuk beruntung karena oleh Alloh swt di beri kesempatan bisa ikut memandikan serta merawat jenazah beliau di samping para putra dan putri beliau....Disaat proses mensucikan jenazah aku membuka jendela ternyata hujan lebat mengiringi prosesi pensucian dan perawatan jenazah....seakan-akan langit menangis dan ikut berbela sungkawa atas wafatnya Abah...Selesai prosesi perawatan jenazah ternyata di luar Ndalem sudah ratusan orang bertakziah dan semakin mendekati proses pemakaman seakan-akan pondok tidak muat menampung karena saking banyaknya orang yang takziah dan ingin memberikan penghormatan terakhir....Ada banyak ulama yang hadir....para tokoh politik,tokoh agama,para pejabat,para alumni dan warga. Bahkan alumni yang tidak pernah sowan dan nyambangi pondok pun hadir ketika mereka mendengar khabar Abah wafat....mereka merasa menyesal krn blm pernah sowan tp kali ini harus sowan setelah Abah sudah wafat.... ada alumni yang dari Lumajang,surabaya,banyuwangi,blitar,jombang,mojokerto,sidoarjo,gresik,tulungagung,trenggalik dan malang raya...mereka datang tanpa harus di undang seperti undangan reuni...tp mereka datang dgn kesadaran dan keterkaitan emosi yang kuat bahwa Abah memang bukan orang biasa tp luar biasa karena terbukti dengan perjuangan beliau dalam menegakkan dan memperjuangkan agama Islam melalui NU dan ponpes PPAI Annahdliyahnya. Bahkan para santri dan alumni tetap semangat mendoakan beliau dengan membaca surat yaasiin dan tahlil sampai malam ke 7 yang barusan di laksanakan. Menurut catatan tidak kurang hampir 300 orang ikut yasinan dan tahlilan serta puncaknya mlm ke 7 tadi yang di hadiri sekitar 500 orang....Semoga dengan banyaknya orang yang takziyah dan mendoakan beliau mrp salah satu tanda khusnul khotimah dan buah dari keikhlasan perjuangan beliau karena memang keikhlasan tidak perlu tampak dan di tampak - tampakkan karena Alloh swt sendirilah yang akan menampakkan buah dari keiklasan seseorang sebagaimana hal ini pernah di sampaikan oleh Almaghfulloh KH A. Hasyim Muzadi. " Selamat Jalan Abah KH M. Mansjur Semoga Alloh swt menerima segala amal ibadah dan mengampuni segala kesalahan dan dosa Abah dan Alloh menjadikan kubur panjenengan sebagai taman dari taman- taman surga. Aamiin.
Semoga Alloh swt memberikan kekuatan,kesabaran,kesehatan,kemampuan dan keikhlasan lahir batin kepada para putra-putri, dzurriyah dan para alumni utk meneruskan perjuangan panjenengan. Aamiin yaa robbal Aalamiin ( Aa Fauzi Pho, salah satu santri perdana,4 Mei 2017 mlm ke 7 wafat Abah Mansjur)
Kamis, 04 Mei 2017
Buah dari keikhlasan Abah KH M. Mansjur
Posted by Manu karlos on 17.02 with No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar